1. Benteng Rotterdam
Benteng yang juga sering disebut dengan Fort Rotterdam ini merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Gowa-Tallo. Didirikan pada tahun 1545 oleh raja ke-9 kala itu kemudian dirampungkan pembangunannya pada masa raja ke-14. Konon kabarnya, benteng ini pada mulanya dibangun dengan campuran adukan tanah liat dan putih telur. Sebelumnya, benteng ini bernama “Benteng Ujung Pandang” namun pada pemerintahan Belanda berubah menjadi Fort Rotterdam sampai sekarang. Benteng yang dulunya dijadikan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah hasil rampasan pemerintah Belanda ini memiliki bentuk seperti seekor penyu jika dilihat dari atas. Penyu dijadikan sebagai simbol karena binatang ini mampu bertahan hidup baik di air maupun daratan, seperti layaknya Kerajaan Gowa-Tallo yang menguasai lautan dan daratan kala itu. Benteng Rotterdam memiliki 13 bangunan dengan 5 buah menara. Selain itu, didalam kompleks benteng ini terdapat Museum La Galigo dan juga tempat yang konon merupakan ruangan pengasingan Pangeran Diponegoro.
2. Pantai Losari
Siapa tidak mengenal salah satu objek wisata bahari andalan Kota Makassar ini. Mengunjungi pantai yang dijadikan sebagai ikon Kota Daeng ini merupakan menu wajib setiap orang yang berkunjung ke Makassar. Ada hal unik jika kita berkunjung ke pantai ini, yakni tidak ditemukannya pasir disepanjang pesisir pantai. Yah, pantai ini hanya dikelilingi oleh pagar beton yang terhampar dari ujung ke ujung. Namun bukan berarti tidak ada hal menarik yang bisa kita temui di pantai ini. Di tempat ini disediakan sarana untuk memancing, bersepeda ataupun naik perahu air. Selain itu, pada pagi dan sore hari masyarakat menjadikan tempat ini sebagai pusat jogging dan senam. Hal menarik lainnya yang ditawarkan tentu saja wisata kulinernya. Pisang Epe, Sop Konro, Es Pallu Butung dan Coto merupakan menu andalan yang banyak ditemui disepanjang Pantai Losari. Yah, tentunya berwisata kuliner sambil menikmati momen matahari terbenam adalah hal yang mengasyikkan.
3. Trans Studio Makassar
Sebagai kota metropolitan terbesar di kawasan timur Indonesia, Makassar menjelma sebagai kota modern di segala lini tak terkecuali dalam bidang pariwisata. Salah satu objek wisata modern yang ditawarkan kota ini adalah Trans Studio Makassar. Objek wisata yang mulai beroperasi pada tanggal 20 Mei 2009 ini memiliki 21 wahana dan empat zona permainan. Tempat wisata yang berdiri diatas lahan seluas 2,7 hektar ini dibuka setiap hari dengan beragam tarif masuk yang cukup terjangkau semua kalangan.
4. Jalan Somba Opu
Setiap kota pasti memiliki oleh-oleh khas yang bisa dijadikan sebagai cinderamata atau kenang-kenangan kepada pengunjung. Nah, berbicara mengenai oleh-oleh khas Kota Makassar maka disinilah pusat penjualan oleh-oleh khas Makassar, sebut saja makanan khas, gantungan kunci, minyak gosok cap tawon, sampai berbagai jenis kerajinan tangan. Letak Jalan Somba Opu ini pun cukup strategis karena berada tidak jauh dari kawasan Pantai Losari dan Benteng Rotterdam yang notabene paling ramai dikunjungi orang. Pasar di Jalan Somba Opu ini sendiri buka dari pagi sampai malam hari.
5. Pulau Samalona
Untuk mengunjungi Pulau Samalona, kita harus melewati perahu motor dari dermaga Pantai Losari atau dermaga Benteng Rotterdam dengan jarak tempuh sekitar 45 menit. Pulau ini tidak terlalu luas, sehingga pengunjung bisa berkeliling ke seluruh bagian pulau tanpa mengeluarkan tenaga ekstra. Salah satu keunggulan pulau ini dibandingkan gugusan pulau yang ada disekitar Kota Makassar adalah fasilitas yang tersedia cukup memadai. Dari toilet, mushola, warung sampai tempat penginapan sudah tersedia di pulau ini. Keunggulan lainnya tentu saja kita bisa berjemur, berenang dan snorkeling.
0 komentar:
Posting Komentar